Tak biasanya, warga Dusun Passimbungan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jum’at (15/4) pagi berkumpul. Mereka duduk berderet di kursikursi plastik warna merah dan antusias mendengarkan penjelasan dari petugas Layanan Luar Ruang Rumah Sehat BAZNAS (RSB) Makassar.
Pagi itu Tim RSB Makassar memberikan layanan pencegahan (preventif) untuk menjaga kesehatan masyarakat berupa penyuluhan mengenai gejala tekanan darah tinggi (hipertensi).
“Dari data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan tahun lalu merilis survei yang menyatakan Hipertensi sebagai penyakit nomor lima penyebab kematian,”ujar petugas medis RSB Makasar Syamikar Baridwan.
Layanan Preventif merupakan salah satu program di Rumah Sehat BAZNAS Makassar dan empat RSB lain yaitu di Jakarta, Yogyakarta, Sidoarjo dan RSB Pangkalpinang.
Selain preventif, RSB juga memiliki layanan rehabilitatif, promotif dan karitatif, yang ditujukan gratis untuk mustahik, khususnya fakir miskin dengan sistem keanggotaan.
Sepanjang 2015 lalu, rata-rata tiap RSB menerima kunjungan sebanyak 50.000 kali, kecuali RSB Pangkalpinang yang baru melayani pada penghujung Juli tahun lalu.
Rumah Sehat BAZNAS dibangun dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) BUMN antara lain Pertamina, PGN dan PT TIMAH. Sedangkan tanah yang digunakan ialah tanah wakaf yang telah diamanahkan untuk dimanfaatkan masyarakat milik Masjid Sunda Kelapa Jakarta, UII Yogyakarta, Yayasan Al Chusnaini Sidoarjo dan UMI Makassar. Dana zakat yang ditunaikan para muzaki melalui BAZNAS digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional medis dan non medis.
Model pelayanan RUMAH SEHAT BAZNAS diberikan dalam bentuk Pelayanan Dalam Ruang berupa Konsultasi Psikologi, Layanan Dokter Spesialis, Unit Gawat Darurat, Dokter Umum, Khitanan Massal, Ruang Rawat Inap, Unit Laboratorium, Pelayanan Ambulans, Unit Farmasi.
RSB berkomitmen untuk memberikan layanan secara gratis, dengan cara yang humanis dan professional sebab sehat adalah hak setiap orang, tak terkecuali orang yang kekurangan secara ekonomi. Pembangunan RSB ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat kurang mampu memperoleh akses kesehatan.
Direktur Rumah Sehat BAZNAS Jakarta, dr Meizi Fachrizal Achmad, mengatakan, jaminan kemudahan itu diberikan kepada para pasien melalui pengurusan member yang sederhana dan seluruh pelayanan kesehatan seperti poli, laboratorium, radiologi, apotik, IGD dan rawat inap yang berada pada satu lokasi.
“Untuk mendapat pelayanan medis, tak perlu mengisi berkas macam-macam, hanya tinggal menunjukkan kartu peserta. Bahkan bagi kasus darurat, pasien tidak perlu menunjukkan kartu tersebut,” katanya.
Kartu peserta diperoleh dengan mendaftarkan diri dengan menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga dan surat keterangan tidak mampu. Petugas akan melakukan survei untuk memastikan pasien betul-betul dari kalangan kurang mampu.
Di RSB Yogyakarta, Layanan Poli Umum buka hari Senin-Sabtu dari jam 08.00-20.00 WIB dan hari Minggu dari jam 08.00-14.00 WIB. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan di Poli Umum pada bulan Desember 2015 berjumlah 1.960 pasien yang didominasi oleh anak-anak dan lansia.
Layanan Luar Ruang menjadi pintu masuk dalam melayani masyarakat pelosok. Seperti kegiatan penyuluhan hipertensi yang dilakukan RSB Makassar, konsep Layanan Luar Ruang RSB dengan melakukan “jemput bola” bertujuan untuk memudahkan masyarakat kurang mampu di kawasan terpencil untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Model Pelayanan Luar Ruang antara lain meliputi Pondok Sehat Terpadu untuk memudahkan masyarakat kurang mampu di kawasan terpencil untuk Anak gizi buruk, Masyarakat Tanggap Bencana, Program Anak Sekolah Sehat untuk siswa Guru Sekolah, Orang Tua, dan Penjual Kantin Sekolah serta Program Dokter Keluarga Pra Sejahtera.
Layanan Luar Ruang Gedung di tiap RSB menjangkau hingga keluar kota, seperti RSB Sidoarjo yang melayani hingga Kabupaten Sidoarjo, Malang, Jombang, Kediri, Pasuruan, Gresik dan Lamongan.
Sumber : Media Indonesia, 18 April 2016